AdBrite

My Astore Amazon

Minggu, 29 Maret 2009

Full Time Blogger

Masih belum hilang dari ingatan kita pada sekitar dua tahun yang lalu, ketika Budi Putra – seorang mantan wartawan Tempo – memutuskan untuk menjadi seorang Full Time Blogger. Pemilik beberapa situs seperti The Gadget Net, Budi Putra Dot Com, 3G Week, Blog Jurnalisme, dan lain-lain ini kini benar-benar menggantungkan hidupnya dengan nge-blog. Tentunya dibutuhkan keberanian yang ekstra besar untuk membuat keputusan seperti itu. Terlebih lagi di Indonesia yang notabene masyarakatnya masih menganggap pekerjaan sebagai karyawan negara (baca: PNS) lebih terhormat daripada pekerjaan lainnya – meski gajinya gak seberapa :) . “Biar sedikit, tapi rutin,” kata orang-orang tua. Saya pribadi yakin, para orang-orang tua itu pasti gak akan dengan mudah menerima kenyataan bahwa nge-blog adalah sebuah pekerjaan. Padahal, kalo kita niat nge-blog secara profesional – artinya nerapin sikap-sikap seorang blogger profesional – bukannya gak mungkin kita bisa hidup dari nge-blog.
Cerita tentang Budi Putra yang memutuskan menjadi Full Time Blogger itu pun menyebar di blogosphere. Orang-orang pada heboh. Mereka lantas bertanya, “Apakah mungkin hidup ‘hanya dengan’ nge-blog?” Sekadar cerita, di luar sana – terutama di Amerika – pekerjaan blogger adalah pekerjaan yang sudah sangat lumrah. Bahkan, seseorang tak perlu ragu-ragu lagi mengakui pekerjaannya sebagai blogger pada orang lain. Ryan Avent contohnya. Sama seperti Budi Putra, pemilik Ryanavent Dot Com sekaligus kontributor blog Economist Dot Com dan DCist Dot Com ini keluar dari pekerjaannya dan memutuskan menjadi Full Time Blogger. Mau tau berapa jam kerja dia dalam sehari? Dua jam saja. Dan ingin tahu berapa jumlah postingan yang ia hasilkan dari kerja selama dua jam itu? Tujuh sampai delapan postingan. Betapa sebuah produktivitas yang patut diacungi jempol.
Ada juga kisah blogger sukses lain seperti Heather Armstrong. Dia juga merupakan salah satu blogger yang mendapatkan penghasilan dengan menjadi Full Time Blogger. Cerita dimulai pada Februari tahun 2001, ketika Heather mulai membuat sebuah blog yang dia beri nama Dooce. Dalam blog itu, Heather menulis liku-liku perjalanan hidupnya sejak belum menikah, mendapat banyak uang sebagai web designer, hingga kehidupannya setelah menikah. Yang menarik (atau malah tragis?), Heather dipecat dari pekerjaannya sebagai web designer pada tahun 2002 karena dalam blog yang ia buat tersebut, Heather membuat postingan-postingan yang melibatkan orang-orang di tempat kerjanya. Ternyata sang bos tahu. Dan sang bos tidak suka dengan apa yang dilakukan Heather ini. Maka, tanpa ragu-ragu ia pun langsung memecat Heather. Meski begitu, Heather tetap melanjutkan kegiatan nge-blognya secara konsisten. Dan lihat hasilnya sekarang. Dooce menjadi salah satu blog sukses di Amerika. Dalam sebulan ada lebih dari 850.000 visitors yang mengunjungi blog itu. Dooce kini sanggup membiayai kehidupan Heather Armstrong dan keluarganya. Bahkan ketika suaminya pun keluar dari pekerjaannya, Dooce masih mampu memberikan penghasilan yang tetap – dan besar – untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Jadi jika ditanya, apakah bisa mendapatkan penghasilan tetap dari nge-blog? Jawabannya tentu saja bisa. Budi Putra, Ryan Avent, dan Heather Armstrong udah membuktikannya. Belum lagi sederet nama lain yang juga sukses menjadi Full Time Blogger seperti Yaro Starak, Darren Rowse, dan John Cow yang tentunya sudah tak asing di telinga kita. Tapi jika ditanya lebih lanjut lagi, apakah mudah mendapatkan penghasilan dari nge-blog? Jawabannya relatif, namun lebih cenderung tidak mudah. Kenapa tidak mudah? Mendapatkan penghasilan dari blog membutuhkan kerja keras. Apalagi untuk memperoleh penghasilan tetap. Kita dituntut harus bisa membuat niche (baca: tema blog) yang bagus, memiliki skill menulis di atas rata-rata, dan membuat postingan secara konsisten. Untuk Anda ketahui, seorang Heather Armstrong baru bisa mendapatkan penghasilan yang layak dari nge-blog setelah melalui 4 tahun perjuangan yang berdarah-darah. Yaro Starak, sebelum menjadi Full Time Blogger seperti sekarang, harus rela banting-tulang nulis postingan-postingan berbobot, sampai-sampai dia ninggalin kuliahnya segala. Sekali lagi, jadi Full Time Blogger emang butuh kerja keras dan keberanian yang ekstra-ekstra-ekstra besar.
Nah, sekarang pertanyaan cuma satu kalo kita juga mau jadi seorang Full Time Blogger sukses: apakah saat ini kita udah punya keberanian sebesar itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar